BISIKAN UNTUKMU PAGI INI

Wahai bidadari bersama siapa kau lewati, pagi ini…

Siapa yang menemanimu berlari, siang nanti…

Adakah masih tersisa, tempat untukku dihatimu saat petang datang…

Wahai terang ungkapan apa yang akan kau terjemahkan, pagi ini…

Prosa seperti apa yang akan terukir, siang nanti…

Mewarnai hari, dan menghiasi ucapanmu saat petang datang…

Kelak aku berharap waktu akan terukir terbalik, pagi ini…

Kembali saat kau dan aku masih sepi, siang nanti

Temani aku tersesat, ditengah belantara raya saat petang datang…

Untuk setiap cerita indah yang pernah kita lalui bersama, pagi ini…

Bersama luapkan romantika gelisah perih, siang nanti

Dan tentunya, demi mati yang enggan menunggu petang datang…

Berpijak diatas apakah kau, pagi ini…

Melayang jauhkah kau, siang nanti…

Lalu singgah perlahan, dimanakah kau saat petang datang…

Sekedar mengingatkanmu aku masih disini, pagi ini…

Melawan tabu dan gelisah, siang nanti…

Berhenti karena lelah, dipojok hidup saat petang datang…

Untuk semua mimpiku padamu, pagi ini…

Aku mampu lewati gelisah, siang nanti…

Juga siap mati, ribuan kali untukmu saat petang datang…

Saat esok lusa dan kapanpun aku akan siap menerima perkataan getir, yang ditorehkan takdir padaku. Menelan pahit aroma suci ketabahan, sadar dan paham mewarnai pikiran warasku. Bahwa aku akan mati tersisih dari kehidupan bila terus bertahan, juga siap menerima ucapan cemooh dari dunia bila berkata.

Hanya untukmu air mata ini tertumpah, hanya untukmu darah ini mengalir, dan hanya untukmu raga ini siap terberai. Sikap netral terbuang jauh dari pendirianku, hanya untukmu, aturan rimba kutanggalkan hanya untukmu, entah kapan semua berakhir.

Derita terindah karenamu.

27/01/08

P.A

Bintang Utara

Tinggalkan komentar